Penyebab Nyeri Pada Persalinan

Jika memasuki bulan-bulan pertama kehamilan terasa begitu menggembirakan, khususnya jika itu merupakan kehamilan pertama. Ketika memasuki bulan-bulan terakhir rasa itu berubah karena kebahagian tersebut bercampur dengan kegelisahan, kecemasan, dan ketakutan.

Rasa gelisah, cemas, dan takut tersebut menghantui pikirn ibu jelang proses persalinannya karena ibu khawatir akan rasa sakit yang nanti akan dialaminya.

Ketika bayi keluar terdorong dari rahim, saat itu yang terjadi adalah otot mulut rahim yang meregang dan melebar. Otot rahim juga akan menegang ketika kontraksi terjadi.

Bagian lain yang mendapat tekanan dari rahim adalah rectum, tulang belakang, kandung kemih, dan tulang pubik. Rasa sakit yang dirasa oleh ibu hamil adalah ketika kepala bayi akan keluar dan menuruni saluran rahim dan akhirnya menekan.

Rasa sakit pada wanita melahirkan bisa dibilang tidak ada tandingannya, sakitnya sendiri bahkan sering di luar dugaan. Rasa sakit ini dikarenakan adanya kerusakan pada jaringan nyata, dan rasa sakitnya sendiri memiliki beberapa tahapan.

Dimulai dengan terjadinya pembukaan terlebih dahulu, dimana kontraksi pada rahim terjadi mulut rahimnya melebar. Kemudian masuk pada tahapan dimana kelahiran terjadi dan disinilah rasa sakit betul-betul dirasakan.

Panggul akan melakukan peregangan dasar dan jika diperlukan bibir kewanitaan atau perineum akan mengalami pengguntingan. Rasa sakit bertambah ketika plasenta dilepaskan, hingga pada tahapan akhir rasa sakit akan dirasa dari proses penjahitan pada perineum yang luka.

Mengawali rasa sakit pada proses persalinan adalah area punggung bagian bawah, hingga akhirnya rasa sakit tersebut akan menyebar ke bagian bawah perut bahkan sampai pada kaki. Rasa sakitnya sendiri yang tergambar seperti rasa sakit ditusuk hingga puncak kemudian rasa itu hilang kembali dengan sendirinya.

Rasanya tidak jauh berbeda ketika kram perut menjelang datang bulan, namun lebih parah lagi seperti rasa sakit pada diare. Rasa sakit ini oleh para ahli dikategorikan sebagai rasa sakit yang sifatnya tajam dan panas atau somatic sharp and burning.

Rasa itu timbul ketika kepala bayi melewati area kewanitaan dan muncul. Kepala bayi ini akan merentangkan jaringan yang terletak di antara area kewanitaan dan anus atau yang disebut dengan perineum dengan kencang. Kepala bayi akan mendorong terus hingga jaringan tersebut terbuka. Sobeknya jaringan inilah yang menjadi rasa sakit bagi ibu.

Beberapa hal juga menjadi sebab dari rasa sakit pada proses melahirkan ini terasa lebih parah:

• Faktor yang pertama karena tenaga medisnya sendiri. Biasanya tenaga medis yang seperti ini tidak mengetahui atau kurang paham pada prosedur dalam proses persalinan. Hingga akhirnya tenaga medis ini tidak bersahabat termasuk dalam penggunaan alat-alat untuk proses persalinan tersebut.
• Keadaan fisik ibu juga berpengaruh. Saat proses persalinannya ibu mengalami kelelahan yang disertai lapar dan haus. hal ini terjadi karena beberapa tindakan yang diterimanya, berupa induksi, episitomi, hingga penggunaan alat-alat untuk membantu jalannya persalinan. Alat-alat tersebut diantaranya berupa vacum atau juga forsep yang menjadi alat untuk mengeluarkan bayi atau memutar posisi bayi jika bayi berada dalam posisi sungsang.
• Secara psikologis, hal yang menyebabkan rasa sakit bertambah adalah tidak adanya dampingan saat melahirkan. Baik itu dari suami maupun keluarga khususnya ibu. Keadaan ini menyebabkan ibu yang melahirkan tidak tenang dan hanya fokus pada rasa sakitnya. Fokus pada rasa sakit itulah yang menyebabkan rasa sakit lebih terasa. Ibu tanpa didampingi siapapun dalam ruangan melahirkan tersebut akhirnya mengalami rasa cemas, gelisah, sampai stress.

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share