Kamis, 25 Mei 2017

Tanda-Tanda Akan Segera Melahirkan

Apakah anda sedang mengalami kehamilan pertama? Jika ya, tentu ini adalah saat-saat yang paling membahagiakan, karena sebuah kehidupan baru akan segera lahir ke muka bumi. Meski demikian, masa kehamilan bukanlah satu-satunya hal yang membuat seorang perempuan merasa antusias. Selain masa kehamilan, persalinan pertama juga merupakan momen yang membuat sebagian besar perempuan menjadi panik. Untuk membantu mengurangi rasa panik, artikel ini akan memberikan informasi mengenai tanda-tanda kelahiran. Mengenali tanda-tanda kelahiran bisa membantu calon ibu dalam menghadapinya. Jangan lupa bahwa kekuatan mental juga berperan besar dalam membantu proses kelahiran sang jabang bayi.

Sebelumnya kami telah membahas secara singkat tentang tanda-tanda melahirkan di situs ini. Sekarang akan kami coba untuk menjelaskannya lebih detail. Tapi sebelum mulai dengan menyebutkan beberapa macam tanda kelahiran, perlu diketahui bahwa kelahiran bayi baru bisa menjadi hal yang sangat membahagiakan. Seorang perempuan selalu berharap bahwa proses kelahiran bayinya tidak kurang suatu apapun, lancar. Ini merupakan harapan perempuan yang mengandung selama sembilan bulan. Meski demikian, kadang kenyataan berbanding terbalik dengan harapan. Tettapi para perempuan hamil tidak perlu khawatir. Karena beberapa macam kehamilan tidak persis sama dengan apa yang dikatakan oleh buku teori kehamilan.

Dalam hal kelahiran bayi, prosesnya sendiri dibagi secara resmi oleh dua hal: oleh ilmu pengetahuan dan oleh alam. Ada beberapa tahap yang dalam proses kelahiran. Pertama adalah proses awal kelahiran yang ditandai dengan terbukanya mulut rahim sampai penuh. Tahap kedua adalah proses keluarnya bayi dengan selamat, dan tahap ketiga adalah pengeluaran plasenta. Pasca lahir juga menjadi tahapan observasi, yang biasanya diukur sejam setelah plasenta keluar.
Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai tahap-tahap kelahiran bayi, tanda-tanda yang biasanya muncul ketika jabang bayi akan lahir ke dunia.

1) Tahap kontraksi

Anda perlu tahu bahwa tahap kontraksi biasanya menjadi fase paling lama dalam persalinan. Pada tahap kontraksi, nyeri yang dirasakan masih belum terlalu terasa, atau sangat rendah. Pembukaan leher rahim pada fase kontraksi biasanya hanya sampai sebesar 3 cm, selain itu fase tersebut juga disertai proses penipisan. Kontrasi bisa terjadi selama beberapa minggu, hari, atau bahkan tanpa kontraksi sedikitpun. Meski begitu, sebagian perempuan bisa merasakan kontraksi yang terjadi selama 2 sampai 6 jam (paling lama 24 jam).

Pada kontraksi juga terjadi perubahan lain, seperti turunnya kepala janin sampai ke rongga panggung. Penurunan ini bisa terjadi beberapa kali dalam waktu beberapa minggu sebelum kelahiran. Namun dalam beberapa kasus, seorang perempuan hanya mengalami sekali, yakni menjelang persalinan.
Reaksi yang ditampakkan oleh perempuan pun bisa bermacam-macam, termasuk nyeri di bagian pinggang atau punggung. Terkadang lendir bercampur bercak darah juga keluar dari dalam vagina, meski dalam beberapa kasus ia tertahan di bagian dalam vagina.

Ketika seorang perempuan jarang mengalami kontraksi, ia tak perlu segera ke rumah sakit. Sepanjang kontraksi tak bertambah kencang, ibu hamil masih bisa melakukan kegiatan rutin seperti biasanya. Akan tetapi jika kontraksi bertambah kencang, maka sang ibu perlu segera pergi ke rumah sakit. Dan perlu diketahui juga bahwa perkiraan persalinan tidak selamanya benar.

2) Tahap leher rahim terbuka lebar dan makin terbuka

Tahap ini biasanya berlangsung lebih pendek dibandingkan tahap kontraksi, atau hanya berlangsung sekitar 2 sampai 3 jam. Pada fase ini, terjadi kontraksi kuat sekitar semenit, dengan pola berulang setiap 4 sampai 5 menit. Pada fase ini, leher rahim terbuka sampai 7 cm. Pada tahap di mana leher rahim makin terbuka lebar, seorang ibu sudah harus berada di rumah sakit untuk mengikuti serangkaian pemeriksaan rutin menjelang kelahiran. Pemeriksaan rutin biasanya meliputi pemantauan pada janin, pemeriksaan air kemih, suhu tubuh, pernafasan, dan tekanan darah. Selain itu, akan diperiksa juga mengenai kemungkinan keluarnya lendir, pendarahan, dan keluarnya cairan ketuban.

Pemeriksaan tersebut harus dilakukan secara rutin untuk memantau sejauh mana perkembangan pembukaan leher rahim. Jika rahim terbuka secara alamiah, maka ini adalah tanda bagus. Sebaliknya, rahim takkan terbuka secara alamiah jika terjadi masalah semisal miom atau kista. Umumnya leher rahim akan terbuka terus dan makin terbuka seiring dengan peningkatan kontraksi. Leher rahim terbuka 3 sampai 10 cm selama 15 menit sampai satu jam. Pada kondisi tersebut, sang ibu merasakan tekanan kuat di bagian anus dan bagian bawah punggung, yang biasanya disertai dengan dorongan untuk mengejan. Pada tahap terbukanya leher rahim, sang ibu akan berkeringat dingin dan merasa panas, serta banyak darah dan lendir keluar. Pada beberapa kasus, terjadi pula kejang kaki dan perasaan pasrah dan tak berdaya. Perasaan semacam ini muncul ketika sang ibu dilarang mengejan oleh dokter karena pembukaan pada rahim belum terjadi secara sempurna.

3) Perintah mendorong dan pengeluaran plasenta

Perintah mendorong harus berasal dari dokter, dan umumnya setiap persalinan mengandung 3 komponen, yakni bayi itu sendiri, jalan lahir, dan kontraksi. Dorongan kuat akan membantu bayi lahir dengan selamat dan lancar, dan biasanya proses ini berlangsung singkat atau hanya selama 10 menit. Meski begitu, beberapa kasus persalinan membutuhkan waktu setengah sampai 3 jam, terutama bila terjadi komplikasi persalinan.

Ketika instruksi mendorong telah keluar, mengejanlah sekuat mungkin sesuai dengan irama yang diinstruksikan oleh dokter. Irama nafas harus teratur. Tarik nafas dalam sekali dan kemudian tahan, kemudian saat mencapai puncak kontraksi seorang ibu harus mengejan sekuat mungkin. Lemaskan tubuh ketika mengejan. Rasa tegang takkan membantu ketika sang ibu berada dalam proses persalinan. Ambillah posisi setengah jongkok atau setengah duduk, karena ini akan membantu menambah daya dorong.
Ketika bayi akhirnya keluar, tahap terakhir adalah pengeluaran plasenta. Dengan kondisi di mana bayi telah keluar, plasenta akan memisahkan diri dari dinding rahim dan bergerak ke arah vagina. Sang ibu hanya tinggal mendorongnya sedikit seperti pada proses kelahiran bayi, namun kali ini ia tak membutuhkan banyak tenaga. Setelah plasenta keluar dokter akan menjahit episiotomi. Sang ibu perlu bersabar sebentar sampai ia bisa menggendong bayinya.
Komplikasi Persalinan yang Mungkin Muncul

Sebagaimana yang telah disebut di atas, kelahiran normal umumnya berlangsung selama sepuluh menit, kecuali ada berbagai macam komplikasi yang membuat kelahiran bayi menjadi sebuah proses yang lama dan melelahkan. Dari penjelasan di atas, setidaknya orang bisa melihat tiga unsure utama proses persalinan normal, yakni: kontraksi kuat yang membuka leher rahim, proses penurunan bayi melewati jalan lahir, dan panggul besar yang akan memudahkan keluarnya bayi. Ketiadaan salah satu unsur bisa menyebabkan kelahiran yang tidak normal. 

Ada beberapa jenis komplikasi persalinan yang perlu diketahui:
  • Disfungsi primer
Artinya bahwa fase pembukaan leher rahim berlangsung sangat lama, sekitar 1-1,2 cm setiap satu jam. Masalah ini bisa ditangani dengan cara mengajak ibu berjalan ringan dan mengosongkan air kemih, tujuannya supaya tidak ada hambatan ketika janin turun ke panggul.
  • Terlalu lama melewati fase laten
Bila tak ada kemajuan dalam hal pembukaan leher rahim, terutama setelah 20 jam, maka sang ibu terlalu lama melewati fase pembukaan leher rahim. Ini disebabkan oleh rasa panik dan bisa jadi juga karena obat. Ketika bersalin, sang ibu harus rileks, dan dokter biasanya juga akan memberi infus atau rangsangan supaya fase persalinan tidak terlalu lama. Jika lewat dari 24 jam, pembedahan caesar diperlukan.
  • Pembukaan sekunder B yang terhenti
Jika tahap pembukaan menjadi terlalu lama, atau memakan waktu 2 jam, maka sang ibu perlu berjalan, berdiri, jongkok, atau duduk tegak. Namun operasi caesar diperlukan ketika muncul masalah seperti disproporsi cephalovic.
  • Tahap kelahiran yang memakan waktu lama
Komplikasi ini biasanya terjadi ketika proses kelahiran memakan waktu lebih dari dua jam. Jika setelah dua jam kondisi bayi dan ibu dalam keadaan baik, maka dokter biasanya akan tetap menunggu sampai terjadinya persalinan normal. Jika tidak, maka bedah caesar diperlukan.
  • Penurunan janin yang tidak normal
Ini terjadi ketika janin bergerak turun ke vagina dengan kecepatan kurang dari 1 cm. Suntikan rangsangan akan diberikan kepada ibu untuk membantunya bersalin. Selain itu, ada teknik lain dengan menggunakan forcep dan cunam, meski yang terakhir ini jarang dilakukan.
Persalinan Palsu

Selain persalinan normal, ibu hamil perlu mengenal persalinan palsu. Maksud dari persalinan palsu merujuk kepada kondisi seolah-olah ibu hamil akan melahirkan padahal tidak. Tanda-tanda persalinan palsu bisa dikenali, antara lain:
  1. Nyeri pada perut bagian bawah
  2. Kontraksi berlangsung sementara. Tidak bertambah cepat dan kuat, dan juga terjadi dalam waktu lama dan tidak teratur.
  3. Kontraksi bisa menghilang jika ibu banyak berjalan, dan jika ada usapan nyaman
  4. Kontraksi menghilang jika ibu mengubah sikap tubuh.
Bisa dibilang bahwa persalinan palsu umumnya ditandai dengan kontraksi yang tidak berlangsung secara terus menerus, dan bisa berangsur-angsur hilang bila diberi stimulan yang pas. Empat tanda yang disebutkan di atas perlu diperhatikan, supaya ibu hamil bisa mengenali mana tanda persalinan normal, dan mana yang bukan. Mengenali keempat tanda di atas, dan juga tanda-tanda lain dalam fase persalinan menjadi penting, terutama bagi para ibu hamil yang menginginkan bayinya lahir sehat, selamat, dan tidak kurang suatu apapun.

Anugerah Dalam Kehamilan

Kehamilan adalah anugerah, meski pada saat persalinan seorang ibu akan merasakan nyeri amat sangat. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan rasa nyeri ketika bersalin, dan biasanya ini adalah kondisi normal. Ketika memasuki masa persalinan, sang ibu sebaiknya tidak sendirian. Ia harus didukung dan ditemani oleh suami atau orang-orang terdekat. Selain itu, proses kelahiran harus ditangani oleh dokter atau paramedis yang berpengalaman. Ketika kontraksi, sebaiknya sang ibu bersikap rileks dan mengambil waktu jeda antara kontraksi untuk beristirahat. Jika ibu mengalami persalinan dini, maka sebaiknya ia memakan makanan kecil dan meminum air jika diperbolehkan; ini untuk membantu mengatasi rasa lapar dan haus pada saat persalinan dini.

Stress merupakan resiko yang harus dihadapi ketika kontraksi, namun akan lebih baik bila ibu mampu menghindarinya. Intinya adalah: jangan takut akan hal-hal yang belum diketahui. Sebelum persalinan, seorang ibu bisa belajar tentang kelahiran. Dengan belajar hal tersebut, ia bisa menghadapi segala macam kemungkinan termasuk kontraksi yang melelahkan. Dengan belajar sesuatu dari kehamilan, ia tidak akan cemas pada proses persalinan. Kelahiran seorang bayi adalah anugerah, oleh karena itu sang ibu perlu berpikir positif dan juga berpikir mengenai betapa beruntungnya ia kelak karena seorang bayi hadir membawa kebahagiaan ke dalam sebuah keluarga.

Dengan kata lain, mengenali tanda-tanda persalinan tidaklah cukup. Sikap positif dan tidak merasa cemas berlebihan sesungguhnya membantu seorang ibu hamil dalam persalinan kelak. Dengan perasaan rileks dan tenang, ibu hamil sungguh akan mampu melalui proses persalinan dengan baik dan lancar.
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Monggo komentar kritik, saran di kolom dibawah ini atau hanya sekedar titip salam ke pacar juga boleh ... :D

Terus jadikan blog footherbal menjadi blog terbaik buat mencari ilmu kesehatan, kehamilan, gaya hidup, kecantikan dan lain sebagainya ... :)

Jangan menaruh link aktif/pasif di kolom komentar ya bosss ... !!!