Jumat, 26 Mei 2017

Mengungkap Fakta di Balik Mitos-Mitos Kehamilan

Hal yang paling ditunggu oleh pasangan yang sudah menikah adalah hadirnya si buah hati. Kehadiran si kecil dapat menjadikan suasana di keluarga menjadi semakin ramai. Tidak hanya Anda dan suami, para orang tua tentu juga tidak sabar menanti kesempatan untuk menimang cucu. Itulah mengapa, para ibu baik itu ibu Anda sendiri maupun mertua akan sangat memperhatikan kehamilan Anda. Mereka mungkin terkesan cerewet dengan memberi tahu Anda banyak hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Selain itu, Anda juga akan sering mendengar larangan atau anjuran tertentu yang sebenarnya mitos namun sangat dipercaya oleh masyarakat karena diceritakan turun temurun dari orang-orang terdahulu.

Masa kehamilan memang rentan terhadap banyak hal. Anda tentu harus memperhatikan kesehatan fisik, psikis dan juga menjaga gaya hidup agar bayi dalam kandungan Anda tetap dalam keadaan baik sampai ia dilahirkan. Selain saran dari dokter, Anda juga akan mendengar nasehat dari orang tua, seperti beberapa mitos berikut ini:
  • Hindari berhubungan suami istri saat masa kehamilan masih trimester pertama.
Anda boleh percaya atau tidak, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan resiko dari hubungan intim pada kehamilan seperti menyebabkan keguguran. Selama Anda merasa nyaman dan tidak terpaksa, maka boleh-boleh saja melakukannya.
  • Bentuk perut menunjukkan jenis kelamin bayi.
Berapa sering Anda mendengar tebakan ibu atau mertua Anda tentang bentuk perut ibu hamil? Menurut mitos, perut ibu hamil yang bulant menandakan anaknya perempuan, sedangkan apabila bentuk perutnya lonjong, anaknya pasti laki-laki. Ternyata hal ini tidak 100% benar. Bentuk perut ibu hamil disebabkan oleh beberapa faktor seperti posisi janin, elastisitas otot dan volume air ketuban.
  • Air kelapa percepat proses persalinan.
Belum ada pembuktian secara medis tentang hal ini. Kelanaran persalinan dipengaruhi oleh banyak faktor. Sedangkan air kelapa itu sendiri memang berkhasiat untuk membuat warna air ketuban menjadi bersih dan putih.
  • Leher menghitam dan putting berwarna gelap pertanda bayinya laki-laki.
Kebanyakan mitos-mitos yang beredar di masyarakat muncul karena munculnya kesamaan satu dengan yang lain dan kemudian dijadikan patokan. Untuk jenis kelamin janin, faktanya tidak terpengaruh oleh perubahan warna pada leher dan puting si ibu hamil. Perubahan tersebut wajar dan bias terjadi pada wanita hamil, tidak peduli apapun jenis kelamin janinnya karena penyebab sebenarnya adalah peningkatan hormone yang mengatur pigmen kulit, yaitu progesteron dan melanost. Gejala lain yang mungkin timbul adalah guratan kehitaman di perut dan garis hitam dari pusar ke bagian pugbis.  Setelah melahirkan, gejal tersebut akan hilang dengan sendirinya.
  • Bayi besar karena air es. Mitos ini tidak benar.
Air es tidak berpengaruh pada ukuran bayi, kecuali Anda minum es bersama dengan madu, sirup atau gula yang berlebihan. Yang harus diperhatikan disini adalah tingkat karbohidrat pada minuman tersebut. Gula atau bahan pemanis lainnya mengandung glukosa yang tinggi dimana zat tersebut berpotensi menyebabkan berat bayi  menjadi di atas normal. adapula sebab lain seperti faktor genetik dan jumlah asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu hamil. Pemberian nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan, selain menyebabkan berat badan bayi menjadi berlebih, juga berpotensi menimbulkan penyakit tertentu seperti diabetes.
  • Larangan makan jeruk dan pengaruhnya terhadap paru-paru janin serta timbulnya penyakit kuning.
Para orangtua biasanya melarang ibu hamil mengkonsumsi jeruk karena hal tersebut. Faktanya, jeruk justru menjadi sumber vitamin C dan serat yang sangat baik untuk kesehatan. Jadi, ibu hamil tetap disarankan untuk mengkomsumsi buah tersebut.
  • Makan produk kacang kedelai termasuk minum susu kedelai membuat kulit bayi putih.
Ini juga mitos yang diragukan kebenarannya karena warna kulit bayi lebih dipengaruhi oleh faktor genetik yang diturunkan dari orangtuanya. Jadi, warna kulit bayi Anda nanti mungkin seperti ibunya atau ayahnya.
  • Hubungan intim selama hamil mempermudah persalinan dan mencerdaskan bayi.
Mitos ini bisa dibilang menyesatkan. Tidak ada zat penyubur pada sperma yang bisa menjadikan bayi tumbuh subur dan cerdas. Frekuensi hubungan intim juga tidak berpengaruh pada kondisi kesehatan kandungan. Yang benar adalah bahwa kecerdasan anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan asupan nutrisi. Apabila orangtuanya cerdas ada kemungkinan anaknya juga akan menjadi anak yang cerdas. Sebaliknya, hubungan intim yang justru dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki gangguan kehamilan bisa mengakibatkan kelahiran prematur atau keguguran. Hal itu dikarenakan peningkatan kontraksi pada otot-otot rahim. Agar persalinan lancar, si ibu harus merasa tenang dan nyaman selama masa kehamilan.
  • Rambut bayi subur karena air kelapa hijau.
Secara medis, tidak ada penelitian yang menyebutkan pengaruh air kelapa hijau dengan kelebatan rambut bayi. Namun, kandungan elektrolit pada air tersebut baik untuk kesehatan dan bisa dikonsumsi oleh siapa saja termasuk ibu hamil agar tetap bugar.
  • Perut ibu hamil perlu diurut.
Mitos ini tidak benar karena pengurutan pada perut ibu hamil justru dapat mempengaruhi kondisi psikis janin. Di dalam kandungan ia mungkin merasa tertekan dan stress. Akibatnya pertumbuhannya terganggu dan beresiko terjadinya keguguran.
  • Pisang, nanas dan mentimun menjadi pantangan bagi ibu hamil.
Menurut masyarakat, buah dan sayur tersebut dapat menyebabkan keputihan, bahkan nanas diperaya sebagai penyebab keguguran. Berdasakan ilmu kesehatan, hal itu tidak benar. Ketiga-tiganya justru disarankan untuk tetap dikonsumsi karena kandungan vitamin C dan seratnya yang tinggi, sangat baik untuk menjaga kesehatan serta melancarkan system pencernaan. Keputihan pada saat sedang hamil juga masih terbilang normal dan tidak selalu menyebabkan keguguran, kecuali keputihan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur atau virus yang menimbulkan rasa gatal, bau tidak sedap dan warnanya yang kekuningan, kehijauan atau kecoklatan.
  • Ibu hamil harus menghindari daging kambing.
Yang paling penting untuk diperhatikan disini adalah porsinya. Selama porsi konsumsinya wajar, maka ibu hamil boleh makan daging kambing. selain itu, perlu diperhatikan pula kondisi kesehatannya sendiri apakah ia memiliki masalah dengan tingkat kolesterol atau penyakit jantung. Mengkonsumsi daging kambing pada kondisi kesehatan tersebut memang tidak dianjurkan karena kadar lemak jenuhnya yang tinggi akan membahayakan.
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Monggo komentar kritik, saran di kolom dibawah ini atau hanya sekedar titip salam ke pacar juga boleh ... :D

Terus jadikan blog footherbal menjadi blog terbaik buat mencari ilmu kesehatan, kehamilan, gaya hidup, kecantikan dan lain sebagainya ... :)

Jangan menaruh link aktif/pasif di kolom komentar ya bosss ... !!!